Ingin Menulis dengan Lebih Baik? Ikuti Tiga Tip Sederhana Berikut!

Gambar oleh Jessica Lewis dari Pexels

Jika harus memberikan sebuah jawaban saat mendapatkan pertanyaan tentang hobi apa yang bisa memberikan banyak sekali manfaat, maka salah satu jawaban paling pas mungkin adalah menulis. Selain menjadi kegiatan yang dapat menghasilkan luaran berupa karya tulis seperti artikel, esai, cerpen, hingga novel, menulis dapat menjadi penunjang dasar dalam perjalanan karir di masa depan; salah satunya saat menghadapi tugas kuliah seperti penulisan makalah hingga skripsi. Akan tetapi, banyak orang berpikir bahwa menulis itu memiliki level kesulitannya tersendiri. Hal tersebut kemudian membuat mereka lebih memilih jalan pintas dengan mengandalkan teknik ‘jiplak’ dan ‘parafrasa’ dari tulisan-tulisan yang sudah ada.

Umumnya, menulis akan sangat terasa sulit bila jenis, gaya, atau tema tulisan tidak cocok dengan penulis itu sendiri. Hanya saja, hal ini kemudian menjadi sesuatu yang sangat tidak layak untuk dijadikan sebuah alasan sebab satu hal; terbiasa. Tentu, dari beberapa poin yang akan menjadi pembahasan inti dalam tulisan ini, terbiasa menjadi kunci utama yang berlaku untuk semua orang. Bahkan, dari puluhan hingga ratusan tip-tip yang bertebaran di buku hingga internet, terbiasa tetap akan menjadi kunci nomor wahid. Sebab menulis adalah bagian dari kemampuan produktif berbahasa, maka cara paling baik untuk melatihnya adalah dengan membiasakan diri untuk menulis sesering mungkin.

Sebagai pemula dalam dunia tulis-menulis, tentu beberapa siasat sangat diperlukan untuk setidaknya menjadikan seseorang terbiasa dalam menulis. Lambat laun, ‘terbiasa’ tersebut akan menjadi modal dari kemampuan menulis yang jauh lebih baik lagi. Berikut beberapa tip sederhana yang bisa menjadi acuan.

1. Baca, Baca, dan Baca

Gambar oleh Shawn Reza dari Pexels

Secara umum, tip pertama adalah membaca. Selain memiliki manfaat untuk memperluas wawasan, ternyata kegiatan membaca dapat menjadi modal penting guna mempertajam kemampuan menulis. Saat membaca, perhatian dan konsentrasi otak kita mungkin tertuju penuh pada isi bacaan tersebut. Namun, sadar atau tidak, pola tulisan, gaya bahasa, susunan kalimat, pemilihan diksi, hingga penggunaan tanda baca yang baik akan ikut terekam dengan baik. Pada poin ini, tentu media baca yang baik harus diperhatikan. Pilihlah bahan-bahan bacaan seperti koran, artikel, jurnal, buku, novel, majalah, dan lain sebagainya yang berkualitas.

Pada beberapa keadaan khusus, selain membaca santai seperti pada umumnya, ada dua tip lanjutan untuk memastikan bahwa kegiatan ini memberikan efek maksimal. Pertama, membaca secara komprehensif. Saat menemukan bahan bacaan yang sangat berkualitas, pastikan proses membaca berjalan dengan baik; artinya tidak asal baca atau berprinsip ‘yang penting selesai’. Selain memahami proses membaca untuk menemukan informasi atau gagasan misalnya, berikan perhatian lebih pada gaya bahasa, penggunaan tanda baca, atau pemilihan diksi yang baik. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman memahami tulisan yang baik kepada otak sebanyak mungkin.

Kedua, membaca secara repetitif. Saat hendak mengarang jenis tulisan dengan gaya atau karakteristik tertentu, mulailah dengan membaca secara berulang pada bahan bacaan sejenis. Saat hendak menulis naskah berita misalnya, maka mulailah dengan membaca secara berulang-ulang pada naskah-naskah berita yang sudah ada. Hal ini bertujuan untuk mengunci konsentrasi otak pada gaya, alur, atau karakteristik tulisan yang hanya dimiliki oleh naskah berita. Saat hendak menulis cerpen, maka mulailah dengan membaca secara berulang-ulang pada naskah-naskah cerpen yang sudah ada; begitu pun dengan jenis atau gaya tulisan lainnya. Dengan menerapkan tip ini, tulisan yang dihasilkan akan mengikuti gaya atau karakter bacaan yang sudah terekam sebelumnya.

2. Pahami Pedoman Penulisan yang Baik

Gambar oleh Engin Akyurt dari Pexels

Meski menulis adalah kegiatan produktif, bukan berarti untuk menguasainya tidak membutuhkan teori sama-sekali. Justru, memahami teori akan menjadi modal yang sangat vital guna memastikan bahwa karya yang dihasilkan sudah sesuai dengan pedoman yang ada. Teori-teori dasar yang harus dipahami adalah penulisan kalimat efektif, pemilihan diksi, penggunaan imbuhan, penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda baca, penggunaan kalimat transisi, dan masih banyak lagi. Percayalah, tulisan-tulisan yang sudah menerapkan teori-teori penulisan dasar dengan baik akan lebih enak untuk dibaca dan dinikmati.

Memahami pedoman penulisan seperti yang sudah disebutkan pun tidak sulit sama sekali. Hanya perlu fokus dan dedikasi waktu yang cukup. Menemukannya pun bisa di mana saja. Bisa dari buku, majalah, hingga situs-situs di internet. Guna menentukan baku atau tidaknya sebuah kata, KBBI VI bisa menjadi rujukan utama. Guna memahami bagaimana penggunaan huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca, atau penggunaan unsur serapan yang baik, EYD bisa menjadi rujukan.

3. Tulis, Tulis, dan Tulis

Gambar oleh picjumbo.com dari Pexels

Pernah mendengar istilah practice makes perfect? Istilah ini mungkin tidak akan pernah muncul jika seorang anak kecil berusia dua-tiga tahun langsung bisa bersepeda pada kayuhan pertamanya. Tip terakhir ini sekaligus adalah tip inti yang akan menjadi pembahasan pada tulisan ini. Sejatinya, semua orang sudah pasti bisa menulis dengan baik jika memiliki modal yang cukup pada tip pertama dan kedua. Hanya saja, karena menulis merupakan kemampuan produktif, maka praktik tetap menjadi kunci utamanya. Seseorang mungkin bisa membaca ribuan buku setiap harinya atau menghafal setiap rinci teori dan pedoman penulisan dalam otaknya, tetapi selama ia tidak mencobanya dalam praktik, maka kemampuan menulis yang baik tersebut hanya akan menjadi bayang dalam angan saja.

Jika kemampuan membaca yang sangat baik selalu dikaitkan dengan hobi pembacanya, maka demikian dengan menulis. Jika kemampuan mendengarkan yang sangat baik selalu dikaitkan dengan kebiasaan pendengarnya, maka tidak ada bedanya dengan menulis. Jika kemampuan berbicara di depan publik yang sangat baik selalu dikaitkan dengan pengalaman pembicaranya, maka menulis pun tidak pernah berbeda konsepnya. Tidak ada yang instan, semuanya butuh waktu dan proses.

Jadi, ambil gawai atau kertas-mu sekarang dan mulailah menulis!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas
error: Tindakan copy-paste tidak diizinkan!