2021 dalam Catatan (Panjang)

9 Januari

Sepekan setelah orang-orang merayakan pergantian tahun baru 2021 lalu, kabar duka menggema di bumi Nusantara dengan hilangnya kontak Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dalam sebuah rute penerbangan Jakarta-Pontianak. 62 korban meninggal; meliputi 6 kru aktif, 46 penumpang dewasa, 7 anak dan 3 bayi berhasil dievakuasi dalam rentan waktu sekitar 1 bulan lebih. Pada tanggal 2 Maret 2021, operasi pencarian resmi ditutup.

15 Januari

Dalam hitungan hari; gempa bumi berkekuatan 5,9 magnitudo kemudian mengguncang Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat pada tanggal 14 Januari sekitar jam 14.45 WITA. Selang 12 jam berikutnya; pada tanggal 15 Januari (sekitar jam 02.28 WITA) gempa susulan berkekuatan 6,2 magnitudo kembali mengguncang dan merusak setidaknya 300 rumah warga dengan total 27 orang meninggal dunia.

15 Februari

Beralih ke Pulau Jawa; 23 orang dinyatakan hilang setelah banjir bandang dengan ketinggian lebih dari 1 meter menghantam Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur pada 15 Februari 2021. Intensitas hujan lebat selama beberapa saat juga menyebabkan longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos yang menyebabkan 13 rumah tertimbun, 160 orang mengungsi, 14 orang mengalami luka-luka, dan 23 orang dinyatakan hilang.

5 April

Bergeser ke Nusa Tenggara Timur; sejumlah wilayah termasuk Kupang, Flores Timur, Lambata, Ngada dan Malaka Tengah mengalami bencana hidrometeorologi akibat Siklon Tropis Seroja. Sejak Senin, 5 April 2021, badai tersebut memporak-porandakan wilayah Kupang dan sekitarnya pada jam 24.00 WITA. Pada tanggal 1 Mei 2021, tercatat sebanyak 84.876 jiwa harus mengungsi di 63 total titik pengungsian. 44 orang meninggal dunia dalam bencana tersebut.

21 April

Setelah rintik air mata sedikit terhapus, kapal selam TNI AL KRI Nanggala 402 hilang kontak. Para penjaga samudera Nusantara yang gagah berani telah mendapat takdir untuk menjaga samudera selamanya. Rabu, 21 April 2021 mereka menyelam menelusuri laut utara Bali. Sekitar jam 03.46 WITA, para kru kapal sama-sekali tak memberikan respon ke pusat pemantauan. Tak kunjung muncul ke permukaan hingga 72 jam berikutnya, predator laut KRI Nanggala 402 dinyatakan sub sunk bersama 53 prajurit dalam eternal patrol.

Fair Winds and Following Seas!

24 November

Banjir paling parah sejak 58 tahun yang lalu (1963) merendam Kabupaten Sintang – Kalimantan Barat dan membuat setidaknya 17.496 kepala keluarga harus mengungsi. Pada puncak banjir yang terjadi pada 24 November 2021 lalu, total 21.000 rumah terendam dan 2 orang meninggal dunia.

4 Desember

Jam 13.30 waktu setempat, Gunung Semeru mengalami erupsi pada awal akhir tahun, 4 Desember 2021 ini. Semburan awan panas menghias langit Lumajang dan sekitarnya. Setelah peristiwa pada hari di mana gelap lebih awal tiba, setidaknya 11 orang mengalami luka ringan, 18 orang mengalami luka berat, 46 korban jiwa meninggal dunia dan 9.118 orang mengungsi.

14 Desember

Kembali lagi ke Nusa Tenggara Timur, gempa berkekuatan 7,4 magnitudo mengguncang Kabupaten Flores Timur pada 14 Desember 2021. Jam 11.20 WITA, BMKG bahkan sempat mengeluarkan peringatan adanya potensi tsunami yang mungkin akan terjadi. Gempa berpusat pada kedalaman 12 kilometer – 112 kilometer di arah barat laut Larantuka. Total 5.064 warga harus mengungsi dan 736 rumah mengalami kerusakan.

Sepanjang 2021

Rangkaian bencana yang telah terjadi memang sudah menjadi takdir untuk bangsa dan negara ini. Pada dasarnya, jutaan air mata yang telah berderai jatuh adalah sebuah doa tersendiri dari setiap insan. Menangis dan meratapi, meraba-raba masa kelam kemudian berharap tentang waktu yang dapat berputar balik adalah keinginan bagi semua orang. Entah memperbaiki diri, berjumpa dengan orang terkasih, mencegah keburukan, menyelamatkan orang tersayang dan lain-lain.

Sepanjang tahun 2021, sebanyak 3.092 bencana alam telah datang dan singgah – hingga meninggalkan luka dan duka untuk Ibu Pertiwi. Ke-3.092 bencana tersebut (termasuk beberapa yang telah disebutkan) adalah bukti nyata bahwa apapun bisa terjadi; setiap kata mustahil untuk seorang manusia dalam alam semesta ini sangat bisa menjadi sebuah kemungkinan.

Ke-3.092 bencana tersebut (sekali lagi) adalah bencana alam. Sepanjang tahun 2021, siapa yang telah mencatat jumlah bencana kemanusiaan? Korupsi, tindak ketidak-adilan, tindakan tak senonoh, hingga hukum yang menjadi lahan permainan?

Sepanjang tahun 2021, kemudian 365 hari selanjutnya pada tahun 2022, semoga Ibu Pertiwi kian membaik. Besar harapan (jika seandainya) bencana alam harus kembali hadir, cukuplah secara khusus menenggelamkan dan menghantam para penyebab bencana kemanusiaan sebelumnya. Sudah terlalu lama mereka bersenang-senang, sudah terlalu angkuh mereka berdiri di atas setiap penderitaan, dan sudah terlalu enteng mereka melupakan setiap kewajiban.

Tahun Baru adalah Pengingat, Bahwa Jarak dengan Kematian Semakin Dekat

Merayakan tahun baru? Agak mirip halnya dengan merayakan tibanya tanggal ulang tahun. Yang dirayakan adalah angka, tapi sesungguhnya kesempatan waktu untuk tetap berdiri tegak dengan nafas yang ada sudah berkurang; setiap detik bahkan. Jadi mari tentukan ke mana arah hendak dituju, ke mana jejak hendak dilangkah.

Kita tidak pernah tahu, esok saat matahari bersinar terbit, kita masih menghirup nafas atau sudah tinggal jasad.

______________________________

Sumber data tulisan:

Kompas | Suara | Liputan6 | Kontan

Sumber gambar utama (sebelum diedit):

Pexels

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas
error: Tindakan copy-paste tidak diizinkan!