Setelah melalui beberapa kali proses banding dan runding pasca presentasi proposal, Krida 3 akhirnya melaksanakan programnya di SLB 5 Negeri Jakarta pada 29 dan 31 Mei kemarin. Pelaksanaan program bersama mitra penerima manfaat yang terletak di Kecamatan Palmerah ini sudah didahului oleh audiensi bersama pihak sekolah terkait. Krida 3, sebelumnya, telah melakukan dua kali kunjungan ke SLB 5 Negeri Jakarta pada 16 dan 23 Mei yang lalu.
Awalnya, tim yang beranggotakan enam finalis Duta Bahasa DKI Jakarta 2023 ini merencanakan pelaksanaan program akan berjalan tiga kali berturut-turut. Mengenai hal ini, pihak sekolah juga telah menyetujui agenda yang akan berlangsung sejak 29 hingga 31 Mei tersebut. Setelah melalui proses diskusi yang cukup panjang, Krida 3 akhirnya memutuskan untuk memangkas jumlah pelaksanaan program menjadi dua hari saja. Efisiensi waktu, tenaga, serta biaya menjadi alasan utama atas keputusan ini.
Hari Pertama Pelaksanaan Program
Senin (29/5) lalu, Krida 3 akhirnya berangkat menuju SLB Negeri 5 Jakarta secara terpisah. Sesuai kesepakatan waktu, Krida 3 kemudian sampai di lokasi sekitar 15 menit sebelum pelaksanaan. Kedatangan tim di lokasi disambut hangat oleh beberapa pihak sekolah. Setelah memberikan salam dan berbincang sejenak, pak Aziz selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum kemudian mempersilakan tim untuk bersiap-siap terlebih dahulu sambil menunggu kedatangan murid-murid hebat mereka.
Kedatangan Krida 3 untuk yang ketiga kalinya ini juga terasa lebih istimewa dari dua kunjungan sebelumnya. Pasalnya, Kemal Billal Hakim, salah satu pengurus Ikatan Duta Bahasa (Ikadubas) DKI Jakarta turut hadir di sekolah tersebut. Meski hanya sebuah kebetulan, namun momen ini menjadi pemantik semangat tersendiri yang tim rasakan. Usut punya usut, ternyata kak Kemal, sapaan akrab, sedang menjalankan tugas akhir kuliahnya, di mana ia merupakan mahasiswa semester akhir jurusan Pendidikan Luar Biasa di Universitas Negeri Jakarta.
Setelah memastikan kelengkapan instrumen acara dan kehadiran peserta teman-teman difabel, Krida 3 memulai sesi pertama program berupa sosialisasi pengenalan UKBI. Nawangwulan Pertiwi, yang merupakan wakil ketua pelaksana kemudian membuka acara sosialisasi. Keterbatasan dari kemampuan komunikasi dua arah antara tim dan para murid yang memang menjadi sebuah kekhawatiran sejak awal perencanaan perlahan muncul. Meski tidak ada satupun anggota tim yang memiliki latar belakang pendidikan luar biasa atau komunikasi bahasa isyarat yang mempuni, hal tersebut tidak menjadi masalah yang berarti. Pasalnya, tim telah menyusun rencana yang cukup baik dengan meminta bantuan dari pihak sekolah. Saat itu, pak Sunuh lah yang awalnya akan menjadi perantara komunikasi antara Krida 3 dan para murid. Namun, pada hari pertama tersebut, pak Sunuh memberikan amanah kepada kak Kemal untuk menemani tim.
Acara berlanjut dengan kembali-hadirnya pak Rani Aziz selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum ke tengah-tengah kelas. Dalam sambutannya, beliau berpesan kepada para murid yang terdiri dari beragam usia kelas untuk selalu bersemangat; khususnya di hari-hari di mana kakak-kakak finalis berada di sana.
“Hari ini dan lusa, adek-adek akan belajar bersama kakak-kakak dari finalis duta bahasa. Untuk itu, semuanya harus fokus dan semangat untuk mengikuti kelas ini sampai selesai. Nanti, semoga ilmu yang kakak-kakak ini berikan bisa bermanfaat untuk adek-adek semua!” ucap beliau sambil mengisyaratkan setiap kata dengan tangannya.
Tim kemudian melanjutkan sesi sosialisasi kepada pengenalan UKBI. Beberapa orang bertugas untuk memberikan penjelasan sederhana kepada para murid; beberapa orang sisanya membantu memberikan pendampingan langsung di bangku-bangku belajar. Krida 3, saat itu, menggunakan media desain salindia yang mereka tampilkan melalui layar proyektor. Proses pengenalan UKBI yang mencakup pengertian, fungsi, tujuan, hingga beberapa komponen tes seperti seksi membaca, mendengarkan, dan merespon kaidah tersebut memerlukan usaha dan persiapan lebih. Pasalnya, para peserta memiliki tingkat kemampuan penalaran dan pemahaman bahasa (baik oral ataupun isyarat) yang berbeda-beda. Sepanjang pelaksanaan program, Krida 3 banyak terbantu oleh kehadiran kak Kemal serta pak Sunuh yang menjadi mediator penghubung dari maksud dan penjelasan antara tim dan para murid.
Proses sosialisasi UKBI yang berlangsung selama kurang lebih satu jam ini kemudian berakhir dengan sesi foto bersama. Tim menyudahi pertemuan hari itu setelah mendapatkan anggukan tanda paham dari para murid.
Hari Kedua Pelaksanaan Program
Jeda satu hari, Krida 3 melanjutkan programnya ke tahap uji coba UKBI (31/5). Pada sesi kali ini, kak Kemal kembali hadir beserta dua guru pendamping lainnya untuk membantu tim menuntaskan program. Sebelumnya, Krida 3 telah melakukan konversi salah satu seksi uji untuk menyesuaikan kepada kebutuhan dan kemampuan peserta. Seksi tersebut adalah seksi mendengarkan yang diubah ke dalam bentuk pemahaman bahasa isyarat.
Krida 3 memulai acara dengan memberikan sambutan hangat kepada para peserta yang saat itu mengenakan seragam pramuka. Sebelum berlanjut ke acara inti, beberapa anggota tim membawa para peserta untuk kembali mengingat beberapa istilah tentang UKBI serta beberapa soal latihan yang telah mereka pelajari dua hari sebelumnya. Setelah dirasa cukup, Krida 3 kemudian mulai mengarahkan para murid untuk menyiapkan gawai masing-masing.
Sistem pelaksanaan tes kali ini memanfaatkan Google Formulir yang sebelumnya telah terintegrasi langsung dengan beberapa video monolog dan dialog hasil konversi. Sesi pengerjaan soal yang melibatkan para murid, guru pendamping, serta tim Krida 3 itu sendiri memakan waktu sekitar satu jam. Sebagai bentuk uji coba dan penyesuaian, para murid tetap mendapatkan kelonggaran untuk memutar ulang video monolog dan dialog yang tersedia hingga tiga kali. Setelah selesai memahami penutur dalam video, mereka dengan semangat dan antusias mengerjakan satu demi satu soal. Saat itu, terdapat 10 soal uji coba yang mencakup seksi membaca, merespon kaidah, serta memahami isyarat (seksi konversi dari seksi mendengarkan).
Pada akhir acara, Krida 3 langsung menghimpun nilai dari para murid untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan sosialisasi dan pengenalan soal. Cakupan poin dari instrumen keberhasilan yang menjadi target Krida 3 memang tidak mengarah pada seberapa besar poin yang berhasil para peserta dapatkan. Namun, mengingat bahwa UKBI ini adalah hal baru bagi mereka, Krida 3 mengambil langkah inisiatif untuk tetap mengarsipkan keseluruhan nilai dan menjadikannya salah satu bahan laporan nanti. Sambil lalu menunggu hasil nilai terhimpun, beberapa anggota tim membagikan kertas borang evaluasi kepada para peserta. Borang evaluasi tersebut rencananya juga akan menjadi salah satu bagian dari laporan pelaksanaan program.
Krida 3 akhirnya mendapatkan tiga peserta terbaik dengan nilai yang memuaskan. Ketiga peserta tersebut adalah Anisa dengan 8 jawaban benar; Ryo dengan 7 jawaban benar; serta Ikhsan dengan 5 jawaban benar. Ketiganya kemudian mendapatkan bingkisan dari tim sebagai bentuk apresiasi terhadap keberhasilan yang mereka dapatkan.
Sebelum meninggalkan lokasi, Krida 3 terlebih dahulu berpamitan dengan Ibu Dra. Eni Pujiastuti selaku kepala sekolah SLB Negeri 5 Jakarta. Dalam sesi bincang singkat ini, Krida 3 menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak sekolah karena telah dengan hangat menyambut dan membantu banyak dalam menyukseskan program. Sebagai kenang-kenangan, Krida 3 kemudian menyerahkan sebuah sertifikat dan plakat; yang kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
“Semoga hasil yang kalian cari sudah didapatkan ya. Sebelumnya mohon maaf atas semua kekurangan yang mungkin kalian temui selama di sini. Semoga sukses! Kami tunggu program-program berikutnya.” Ucap beliau di akhir pertemuan.
(*) Ikuti terus perjalanan Krida 3 dalam menuntaskan setiap misi melalui live-delay berita di halaman web ini. Dokumentasi foto, pengenalan program, kegiatan, dan lain-lain juga bisa ditemukan pada akun Instagram resmi Krida 3 di @uudbahasa. Klik di sini untuk mengikuti!