Sebagai bukti konkrit dalam melangkahkan kaki menuju realisasi program, kelompok tiga krida kebahasaan (selanjutnya disebut Krida 3) melakukan kunjungan awal ke dua sekolah luar biasa di Jakarta Barat pada Selasa, 16 Mei 2023 yang lalu. Dua SLB tersebut adalah SLB Negeri 5 Jakarta dan SLB B Pangudi Luhur Jakarta Barat. Dalam kunjungan singkat ini, kelompok krida yang terdiri dari enam finalis Duta Bahasa DKI Jakarta tahun 2023 menyampaikan maksud dan tujuannya untuk melaksanakan krida yang mereka usung. Dalam kunjungan tersebut, Krida 3 mendapatkan sambutan hangat dari pihak sekolah baik di SLB 5 Negeri Jakarta serta SLB B Pangudi Luhur.
SLB Negeri 5 Jakarta
Krida 3 melaksanakan kunjungan pertama mereka ke SLB Negeri 5 Jakarta yang terletak di Kecamatan Palmerah, Kota Jakarta Barat sekitar jam sembilan pagi. Sesampainya di tempat, satpam yang bertugas di sekolah tersebut kemudian mengarahkan tim menuju ruang guru untuk bertemu langsung dengan beberapa staf sekolah. Dalam sesi penyampaian maksud dan tujuan krida tersebut, pihak sekolah menerima segala niat baik yang telah Krida 3 sampaikan terkait pelaksanaan program.
“Semoga program ini juga jadi tali penghubung yang apresiatif antara kami dengan Kemdikbud. Kan bagus juga kalau nanti ada keluhan atau usulan dari pihak sekolah yang bisa disampaikan langsung melalui teman-teman ini. Pokoknya kami mendukung!” ujar Pak Aziz selaku wakil kepala sekolah urusan kurikulum di akhir sesi diskusi.
Bapak Rani Azis, S.Pd—nama lengkapnya— juga menyampaikan beberapa hal mengenai kondisi sekolah di mana beragam agenda yang meliputi kegiatan intra ataupun ekstra selama ini berjalan. Dengan beberapa catatan, Krida 3 akhirnya mendapatkan izin dan restu untuk melaksanakan program pada tanggal 29 hingga 31 Mei 2023 mendatang. Sebelum berpamitan pulang, Pihak sekolah sempat mengajak Krida 3 untuk melihat beberapa fasilitas sekolah seperti ruang kelas, ruang guru, aula, hingga beberapa jejer piala dan penghargaan atas prestasi-prestasi yang pernah murid-murid SLB Negeri 5 Jakarta dapatkan.
SLB B Pangudi Luhur
Krida 3 kemudian melanjutkan perjalanan menuju SLB B Pangudi Luhur yang terletak di Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat. Kunjungan kedua ini masih memiliki maksud dan tujuan yang sama dengan kunjungan pertama di sekolah sebelumnya. Saat sampai di lokasi, Krida 3 kemudian diantar oleh petugas keamanan langsung menuju ruang kepala sekolah. Di sana, Krida 3 berkesempatan langsung untuk mengobrol banyak hal dengan Bapak Yohanes Tri Pamadi S. Pd; selaku kepala sekolah SLB B Pangudi Luhur.
Sebagai pembuka percakapan, beliau menceritakan dengan detil bagaimana sistem pendidikan yang berjalan di sekolahnya selama ini. Termasuk beberapa hal dasar seperti sejarah singkat, sistem penerimaan siswa, sistem belajar-mengajar, pengadaan dana, dan lain-lain. Meski memiliki kebutuhan khusus, murid-murid di sekolah swasta ini sudah sangat terbiasa dalam berkomunikasi langsung tanpa memerlukan banyak bahasa isyarat. Beliau menyampaikan bahwa hal tersebut berkat dukungan sistem belajar-mengajar sekolah yang membiasakan para guru dan muridnya untuk berkomunikasi secara verbal. Beliau, dengan mengacu pada hal demikian, juga menyampaikan bahwa sekolahnya sekolah bahasa.
Pada akhir pertemuan, Krida 3 mendapatkan persetujuan pengadaan program pada tanggal 12 dan 13 Juni mendatang. Dua tanggal tersebut mereka setujui setelah sebelumnya sempat menyesuaikan beberapa opsi agar tidak mengganggu aktivitas sekolah. Selesai berpamitan, tim kemudian berjalan menuju pintu keluar sekolah sesaat setelah sempat mengadakan foto bersama.
Krida 3
Satu minggu sebelumnya (8/5), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek beserta Ikatan Duta Bahasa DKI Jakarta telah melaksanakan taklimat krida untuk ke-tiga puluh finalis. Selain penyambutan dan pemberian arahan awal untuk pelaksanaan krida, acara tersebut juga mengagendakan pembentukan sekaligus penetapan tema untuk masing-masing kelompok.
Krida 3 sendiri terdiri dari enam finalis dari enam kampus berbeda. Mereka adalah Angelina Hanna’al Firda (BRI Institute), Ayu Meyla Sari (Universitas Negeri Jakarta), M. Iqbal Banoza Apriansyah (Universitas Indonesia), Moh. Syarif Saifa Abiedillah (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Nawangwulan Pertiwi (Universitas Pembangunan Jaya), serta Sarah Almira Kuswanto (Universitas Bina Nusantara). Pada sesi akhir penetapan tema krida, tim yang dipamongi oleh Katarina Kriheni W. dan Abdillah Dhiyaa B. ini mendapatkan tema besar tentang ‘Literasi Kebahasaan dan Kesastraan’.
Melihat peran UKBI yang saat ini belum memiliki tempat khusus untuk teman-teman difabel, akhirnya Krida 3 mengusung program berjudul UUD (UKBI untuk Difabel). Usungan krida ini berlandaskan pada beberapa penjelasan hukum dengan beberapa tujuan spesifik. Satu di antaranya adalah untuk memberikan akses yang sama bagi teman-teman untuk mengikuti UKBI atau Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia. Besar harapan bahwa program yang mereka canangkan tersebut akan menjadi satu di antara banyak benih kebaikan yang bisa menyebar seluas-luasnya. Harapan berikutnya adalah menumbuhkan banyak bibit-bibit manfaat bagi semua.
(*) Ikuti terus perjalanan Krida 3 dalam menuntaskan setiap misi melalui live-delay berita di halaman web ini. Dokumentasi foto, pengenalan program, kegiatan, dan lain-lain juga bisa ditemukan pada akun Instagram resmi Krida 3 di @uudbahasa. Klik di sini untuk mengikuti!