Tahun 2022 yang lalu, The International Telecommunication Union (ITU) atau Persatuan Telekomunikasi Internasional merilis data terbarunya tentang jumlah pengguna internet global. Dalam sajian data tersebut, sebanyak 66% (5,3 miliar dari 8 miliar) penduduk bumi sudah menggunakan internet dalam beragam aktivitas mereka. Terdapat kenaikan 8,16% dari tahun sebelumnya, di mana jumlah pengguna internet global pada tahun 2021 mencapai 4,9 miliar.
Mengutip dari Digital 2023: Global Overview Report oleh Simon Kemp pada situs Datareportal 26 Januari lalu, tingginya angka perkembangan penggunaan internet ini juga berasal dari pengguna aktif media sosial; seperti YouTube, Instagram, Facebook, Twitter, TikTok, dan lain-lain. Awal Januari 2023 ini, Facebook dan YouTube menempati posisi pertama dan kedua sebagai media sosial dengan pengguna terbanyak; 2,9 miliar pengguna untuk Facebook dan 2,5 miliar pengguna untuk YouTube.
Bagaimana tren penggunaan internet lainnya pada awal tahun 2023 ini? Simak penjelasannya berikut!
Fakta Umum Penggunaan Internet Global
Pada pertengahan November 2022 yang lalu, populasi manusia telah menyentuh angka 8 miliar jiwa dan terus bertambah hingga mencapai 8,01 miliar jiwa pada awal tahun 2023 (57,2% di antaranya telah menempati kawasan industri atau wilayah urban). Saat ini, 5,44 miliar jiwa (68% dari total populasi) telah menggunakan ponsel pintar sebagai alat komunikasi mereka; di mana 5,16 miliar jiwa (64,4% dari total populasi) telah menjadi pengguna internet. Kemudian, dari persentase angka tersebut, sekitar 4,76 miliar orang telah menjadi pengguna media sosial; atau setara dengan 59,4% dari total populasi.
Wilayah Penyebaran Pengguna Internet Global
Akses internet global saat ini sudah tersebar hampir ke seluruh wilayah negara-negara di dunia. Dari sajian data terbaru, Asia Timur (Taiwan, Jepang, China, Korea Selatan, Korea Utara, Hongkong, dan Mongolia) menjadi wilayah dengan pengguna internet terbesar; 24,0% dari total pengguna global yang ada. Sedangkan kebalikannya, ada wilayah Oseania (Australia, Selandia Baru, Fiji, Papua Nugini, Guam, dan beberapa negara lainnya) menjadi penyumbang pengguna internet terkecil; 0,7% dari total pengguna global. Negara kita sendiri, Indonesia, beserta beberapa negara ASEAN lainnya menyumbang sebesar 10,0% pengguna dari total pengguna internet global.
Waktu Rata-rata per Hari yang Dihabiskan dengan Internet (10 Tahun Terakhir)
Covid-19 sempat menghentikan mobilisasi sosial secara global pada akhir 2019 hingga pertengahan 2022 yang lalu. Meskipun sedikit demi sedikit mereda, pandemi Covid-19 memiliki dampak cukup (bahkan sangat) buruk terhadap berbagai sektor kehidupan; terutama ekonomi, pembangunan, dan pendidikan. Go online pun hadir sebagai solusi untuk beberapa problematika ini; kegiatan belajar mengajar, rapat, kerja, hingga berbelanja sekalipun berpindah tempat ke dalam dunia virtual.
Hal inilah yang juga membuat tahun 2021 menjadi tahun dengan durasi harian terlama penggunaan internet global. Rata-rata, orang-orang menggunakan internet selama 6 jam 57 menit setiap harinya (naik 0,5% dari tahun 2020). Tahun 2013 silam, rata-rata penggunaan internet hanya mencapai 6 jam 9 menit setiap harinya (dan ini merupakan durasi terpendek dalam 10 tahun terakhir). Sedangkan rekap data pada kuartal ketiga tahun 2022 lalu, rata-rata orang di seluruh dunia menggunakan internet selama 6 jam 37 menit setiap harinya (turun 4,8% dari tahun 2021).
Peranti untuk Ber-Internet
Berdasarkan paparan data dari Global Report ini, terdapat 10 device (peranti) utama yang digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia untuk mengakses internet. Pada posisi puncak, mobile phone (merek apa saja) menjadi peranti paling umum yang digunakan oleh orang-orang dengan persentase angka sebesar 92,3% (naik 0,2% dari tahun sebelumnya). Selanjutnya, smartphone dengan total persentase angka sebesar 91,0% menduduki posisi kedua dengan (naik 0,3% dari tahun sebelumnya). Laptop atau komputer (merek apa saja) menjadi peranti yang paling umum digunakan ketiga dengan persentase angka sebesar 56,6% (turun 7,9% dari tahun sebelumnya).
Apa yang Orang-orang Lakukan dengan Internetnya?
Durasi penggunaan internet yang cukup lama dalam aktivitas sosial sehari-hari ternyata didasari dengan beberapa alasan. ‘Mencari informasi’ menempati posisi pertama sebagai alasan penggunaan internet dengan 57,8 persentase respon. ‘Tetap terhubung dengan teman dan keluarga’ berada di posisi kedua dengan 53,7 persentase respon. Sedangkan di posisi ketiga, ‘tetap up to date dengan berita-berita atau acara-acara’ memiliki total 50,9 persentase respon.
Dari tiga terbawah, ‘penelitian tentang bisnis dan yang ada kaitannya dengan hal tersebut’ menjadi alasan paling sedikit dalam penggunaan internet; sebesar 28,9 persentase respon. Dua alasan lain yang berada di atasnya berturut-turut; ‘bertemu dengan orang baru dan membuat koneksi baru’ dengan 29,0 persentase respon – serta ‘bermain game’ dengan 30,5 persentase respon.
Bagaimana dengan Media Sosial?
Media sosial menjadi salah-satu hal tak terpisahkan bagi pengguna internet global. Sebanyak 4,7 miliar orang atau 59,4% dari total populasi di seluruh dunia telah menggunakan media sosial untuk aktivitas hariannya; mulai dari mengobrol, melihat-lihat aktivitas orang lain, mengikuti tren, menonton video, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak media sosial yang ada, Facebook menempati posisi pertama sebagai media sosial dengan pengguna terbanyak; total terdapat 2,9 miliar pengguna di seluruh dunia. Posisi kedua ditempati oleh YouTube dengan 2,5 miliar pengguna. WhatsApp dan Instagram menempati posisi ketiga dengan total 2 miliar pengguna. Dua media sosial buatan Asia, WeChat dan TikTok menempati posisi keempat dan kelima dengan masing-masing 1,3 miliar dan 1 miliar pengguna.
Dominasi Facebook dengan 2,9 miliar pengguna aktifnya tidak lantas menempatkan mereka sebagai media sosial terfavorit. Pada diagram data selanjutnya, WhatsApp, yang juga merupakan bagian dari Facebook menempati posisi pertama dengan total 15,8 persentase respon. Urutan selanjutnya, Instagram menjadi media sosial terfavorit kedua dengan total 14,3 persentase respon. Menyusul setelahnya, ada Facebook sebagai media sosial terfavorit dengan total 14,2 persentase respon. Ketiganya masih dari satu induk perusahaan yang sama, yaitu META.
Di posisi keempat, kelima, keenam, dan ketujuh secara berturut-turut, ada WeChat (12,2%), TikTok (6,1%), Douyin (5,7%), serta Twitter (3,4%).
Berdasarkan jumlah pengguna aktif media sosial sampai Januari 2023 ini, Facebook memang menempati urutan pertama. Jika melihat kepada kebiasaan orang-orang dalam penggunaannya, WhatsApp menjadi media sosial yang paling difavoritkan. Namun, jika diurutkan berdasarkan waktu rata-rata yang dihabiskan oleh orang-orang dalam satu bulan (pengguna android), maka TikTok menempati posisi pertama dengan rata-rata waktu 23 jam 28 menit per bulannya. Angka ini naik sebesar 19,7% atau sekitar 3 jam 51 menit dari tahun sebelumnya.
Selanjutnya, YouTube menempati posisi kedua dengan rata-rata waktu 23 jam 9 menit per bulannya; turun sebesar 2,3% atau sekitar 32 menit dari tahun sebelumnya. Dengan kenaikan sebesar 0,7% atau sekitar 8 menit, Facebook menempati posisi ketiga dengan rata-rata waktu yang dihabiskan adalah 19 jam 43 menit setiap bulannya; kemudian WhatsApp di posisi selanjutnya dengan rata-rata waktu 17 jam 20 menit; serta Instagram dengan rata-rata waktu 12 jam 0 menit.
Tingginya minat orang-orang di seluruh dunia untuk menghabiskan waktu mereka di media sosial membuka sebuah peluang baru untuk para pelaku bisnis. Kekuatan iklan yang muncul di beranda-beranda media sosial tak perlu dipertanyakan lagi; pengenalan produk/layanan, aktivitas sosial-kemanusiaan, promosi konten berbayar, hingga undangan-undangan untuk mencoba aplikasi-aplikasi baru adalah contoh umum yang sering kita jumpai. Tak khayal, sebesar $226.0 miliar atau sekitar 3,3 kuadriliun rupiah habis sepanjang tahun 2022 lalu untuk berbagai proyek pengiklanan di media-media sosial di seluruh dunia. Angka tersebut naik sebesar 23,2% atau sekitar $43 miliar (643 triliun rupiah) dari pada tahun sebelumnya (2021). Berdasarkan angka tersebut, media sosial menyumbang 33,9% dari total jumlah biaya yang dihabiskan untuk iklan digital di seluruh dunia pada tahun 2022 lalu (naik 6,9% dari tahun 2021 sebelumnya).
Mengikuti Tren? Terbang Meninggi atau Jatuh Terperosok
Bagi pelaku bisnis menengah atau ke atas, sejatinya tren penggunaan internet ini sudah cukup untuk menjadi lampu terang akan bagaimana dan ke mana langkah selanjutnya harus dituju. Tingginya angka minat penggunaan internet skala global ini dapat menjadi bahan utama untuk mengubah pola dan cara berpikir + berperilaku dalam berbisnis. Melalui pengelolaan strategi dan manajemen SDA + SDM yang baik, go online sudah pasti akan mampu menghantarkan setiap usaha ke tangga yang lebih tinggi lagi.
Tidak hanya untuk pelaku bisnis saja, tren penggunaan internet global ini seharusnya dimanfaatkan betul untuk para individu – utamanya untuk mereka yang belum terjun ke dalam dunia kerja. Melalui akses gratis ke banyak layanan media sosial, halaman web, aplikasi, dan lain-lain, peluang untuk membangun penjenamaan pribadi (personal branding) menjadi jauh lebih mudah. Hal ini harus dimulai sedini mungkin, mengingat semakin berkembangnya teknologi informasi, persaingan untuk menjadi yang terbaik (atau setidaknya layak) juga semakin ketat.
Pada titik ini, sudah seberapa banyak peluang dari internet yang dilewatkan begitu saja?
Namun, internet bukanlah lahan hijau terbuka di mana udara segar mengalir dari segala penjuru arah. Ancaman demi ancaman tidak dapat dipungkiri akan tiba-tiba datang dan menjatuhkan para penggunanya ke dalam jurang bahaya. Tindak kriminal – seperti pembobolan data pribadi, pemalsuan data, penyalah-gunaan informasi, penipuan transaksi, akses ilegal, dan lain sebagainya harus dihindari semaksimal mungkin. Resiko terburuk dari kejahatan digital bisa saja merenggut kebahagian seseorang – tidak secara langsung – melainkan perlahan dari ketidak-tahuan dan kelalaian para penggunanya.
So, be smart user for any action on the internet!
Sumber data tulisan:
Datareportal (gambar diagram dari sajian-sajian data di tulisan ini juga berasal dari sumber yang sama) | International Telecommunication Union